Foto bersama

Ketua Umum Kill Covid-19 Adharta Ongkosaputra mendukung program DUIT (Dokter Untuk Indonesia Timur).

“Saya menghadiri undangan Baapk Freddy Numberi
(Number 1) di Resto Yougwa Danau Sentani Batu Ceper Jakarta Pusat pada Jumat (7/7/2023),” katanya.

Ia menyebut bahwa kehadirannya dalam rangka menyambut 16 orang anak dari Papua yang mendapat bea siswa kedokteran dalam Program DUIT (Dokter untuk Indonesia Timur) yang diprakarsai oleh Pastor Berten MSC dan Ibunda Lusia Sutanto.

“Hadir dalam kesempatan ini beberapa ketua tim dari Kill Covid-19 dan Kapten Sonny Paago, seorang kapten kapal senior yang dalam usia 82 tahun sudah keliling dunia,” tuturnya.

Acara sederhana, lanjutnya, diisi makan siang ikan bakar dan Papeda khas Papua yang dibuat dari sagu dan sop ikan.

Namun sungguh suasana acara sangat bagus lantaran Freddy Numberi menyumbangkan suara emasnya dalam lagu-lagu yang merdu dan anak-anak pun menyanyi gembira.

“Saya menyebut Numberi sebagai Number 1. Saya ingat sebuah pepatah lama Manna Mannata Mannatas. Saya tidak tahu bahasa apa ini tapi artinya bagus sekali yaitu menerima berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian memanfaatkan dan melipatgandakan berkat yang diterima dengan membagikan berkat kepada yang membutuhkannya,” paparnya.

Jadi, lanjutnya, maknanya kalau kita mendapat berkat maka kita harus berkarya dan melipatgandakan berkat dan membagi berkatnya kepada orang lain yang membutuhkan.

Dengan demikian sempurnalah karya Ilahi di muka bumi. “Bapak Freddy Numberi seorang Putra Papua pernah menjabat Gubernur Papua, Menteri Kelautan, Menteri PAN, dan Menteri Perhubungan. Beliau membagikan pengalamannya dan nasehat buat anak-anak muda. Salah satu nasehat beliau yang sangat menyentuh adalahe  pentingnya menguasai bahasa,” terangnya.

Khususnya, lanjutnya Bahasa Inggris dan Bahasa Tionghoa sebagai dasar komunikasi dan perkembangan baik Ilmu dan kemampuan mengembangkan teknologi.

Satu hati, Satu jiwa, Satu tujuan untuk Indonesia Sehat. Ini moto perkumpulan Kill clCovid-19 (Komunitas Indonesia Lawan Libas Covid-19)

Sementara Ibunda Lusia Sutanto juga merupakan seorang tokoh penting dalam Program DUIT.
Mulai penyediaan waktu, tenaga, pikiran. Bahkan menyediakan rumah beliau untuk tempat training center anak-anak Papua yang akan mengikuti program bea sisa kedokteran di Universitas Atmajaya.

“Satu hal yang membuat saya sangat terharu dan tertegun adalah menyaksikan pelaksanaan Program DUIT yang hampir 20 tahun dan telah menyumbangkan 80 tenaga dokter untuk Papua. Dokter sendiri bagi saya adalah bagian dari penyelamatan dunia. Tuhan tidak henti-hentinya mencintai manusia ciptaanNya dengan memberikan kesempatan untuk jadi dokter,” urainya.

Adharta mengajak mari kita bimbing dengan doa bagi anak-anak Papua yang akan mengikuti program DUIT.

Ia berharap semua orang yang berperan dalam program ini kiranya cinta kasih Allah Bapa kita menyertai membimbing dan melindungi karya agung penyelamatan ini.

Adapun Ketua Umum Kill Covid-19 ini dalam candaannya mengungkapkan 5 rahasia makan enak. Pertama kalau mau makan enak harus lapar dulu

Kalau kondisi kenyang semua makanan enak jadi hambar. Kedua hatinya harus senang. Kalau lagi susah atau sedih maka makanan enak akan serasa duri. Ketigaa kalau makan ajak orang lain. Jadi harus ada temannya. Memang makan ramai-ramai rasanya lebih enak.

Keempat makanan harus enak. Disajikan dengan baik, suasana enak, adem. Terakhir kelima gratis. (Gabriel)

Leave a Reply

Your email address will not be published.