Adharta Ongkosaputra

Prisoner of War (POW). Ibarat perang senjata, maka pandemi berakhir sama dengan perang terhadap Covid-19 berakhir pula.

“Apabila sebuah perang berakhir,maka yang sisa adalah beberapa kemungkinan. Ada yang kalah ada yang menang atau ada perdamaiana tapi yang terang biasanya ada POW atau tahanan perang (Prisoner of War),” tutur Ketua Umum Kill Covid-19 Adharta Ongkosaputra.

Ia mengatakan bahwa berakhirnya pandemi adalah sebuah kemenangan umat manusia terhadap virus Covid-19 tapi jumlah korban manusia cukup banyak. Bahkan, bisa jutaan di seluruh dunia.

“Korban di Indonesia160.000 orang. Yang jadi masalah itu masih ada POW atau tahanan perang yaitu korban Covid-19 yang masih di rumah sakit atau yang meninggal,” ucapnya.

Lalu apakah ini merupakan sebuah tantangan buat umat manusia agar bisa hidup berdampingan dengan Covid-19.

Artinya, lanjutnya Covid-19 sudah kalah dan manusia masih dalam kondisi Covid-19. “Seorang sahabat saya baru sembuh dari terpapar Covid-19 setelah sebulan dirawat. Long Covid-19 juga merupakan tahanan yang perlu kita tangani. Masalah genetik dan kehidupan masih menjadi bagian dari POW,” urainya.

Tantangan ini, lanjutnya yang perlu kita hadapi dan memberikan peluang bagi bangsa kita untuk bangkit lebih cepat dan membangun.

Juga memiliki kekuatan. “Peluang ini terbuka lebar kepada pihak Rumah sakit baik swasta maupun pemerintah, industri obat-obatan, induatri alat kesehatan,” terangnya.

Adharta menjelaskan bahwa studi tentang Covid-19, yakni mata pelajaran di fakultas kedokteran dan farmasi, oelajaran di sekolah agar mulai ditambah mata pelajaran Covid-19.

“Peluang terbesar dari kondisi ini adalah kemampuan kita meninggalkan status ini dan memanfaatkan kondisi ini untuk membangun puing puing paska perang termasuk nilai ekonomi,” paparnya.

Salah satu dalam pemikiran dalam kesempatan ini adalah masalah stunting (Gagal tumbuh) Anak). “Indonesia harus siap lahir batin. Sering kali kita berpikir bahwa masalah stunting adalah masalah keluarga itu sendiri artinya masalah itu timbul kalau sudah ada anaknya. Saya berpendapat bahwa siapa pun dia begitu menginjak dewasa bertanggung jawab masalah ini,” ucapnya.

Seorang wanita, lanjutnya misalnya harus siap lahir batin sebelum menikah. Seorang pria juga harus memiliki kesehatan prima.

“Dengan demikian kita akan menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang unggul dalam rencana menghadapi Indonesia Emas 2045,” urainya.

Menurutnya, peran organisasi massa dalam bidang kesehatan seperti Kill covid-19 akan mengambil peran penting.

“Bersama Yayasan Tanoto (Tanoto Foundation) dan Yayasan Adharta (Adharta Foundation) sedang menyiapkan skema terbaik untuk mengadakan kampanye untuk menghadapi stunting,” katanya.

Karenanya Adharta mengajak Anda semua mari kita bersama Kill Covid-19 membangun bangsa dan negara dengan cita-cita luhur Satu Hati, Satu Jiwa, Satu Tujuan Indonesia Sehat. (Gabriel)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.