Membangun Harapan, Mendorong Solidaritas

Oleh: Adharta Ongkosaputra
Ketua Umum KILLCOVID-19

Pandemi Covid-19 mungkin tiga kali lebih mematikan daripada perkiraan jumlah kematian yang dilaporkan. Pandemi Covid-19 mungkin tiga kali lebih mematikan daripada perkiraan jumlah kematian yang dilaporkan. Secara global, laporan resmi sampai akhir 2021 menunjukkan bahwa 6 juta orang meninggal secara langsung karena Covid-19. Tapi para peneliti mengatakan dalam penelitian terbaru bahwa dari awal 2020 sampai akhir 2021, ada sedikitnya 18 juta lebih kematian daripada yang biasanya diperkirakan para peneliti selama dua tahun.

Informasi tersebut di atas begitu mencengangkan. Ada berbagai hal yang potensial menjadi sebab tidak tercakupnya data mengenai kematian tersebut. Di sisi lain, saya meyakini bahwa kondisi dunia sedang berproses menjadi lebih baik. Meski masih ada kekurangan di sana-sini seperti ketersediaan jumlah vaksin, namun saya optimis dan memiliki semangat yang sejalan dengan semboyan Pemerintah RI dalam memegang Presidensi G20 di tahun 2022 ini, yaitu “Recover Together, Recover Stronger” (Pulih Bersama, Bangkit Perkasa).

Optimisme tersebut merupakan bagian dari keyakinan saya yang mengatakan bahwa salah satu hal yang harus dipegang teguh adalah harapan (lih. 1 Korintus 13:13). Karena saya beriman sepenuhnya dan memiliki kasih kepada Tuhan, maka saya memiliki harapan. Sebagai manusia yang hidup di masa pandemi ini, saya senantiasa berharap karena dengan demikian saya dapat bertahan menanggung segala macam penderitaan dan kesulitan hidup, karena berharap akan kehidupan kekal di surga. Harapan yang membuat manusia dapat berdiri tegak di tengah-tengah badai kehidupan. Harapan itu yang saya pegang teguh ketika saya sendiri terinfeksi virus Covid-19 dan harus terbaring di ICU selama beberapa waktu. Selama masa perawatan dan pemulihan, saya menyaksikan begitu banyak pasien yang harus bergumul dengan virus ini dan akhirnya meninggal. Hal ini menggugah hati dan pikiran saya mengenai betapa berbahayanya virus Covid-19 itu dan betapa masyarakat banyak perlu memiliki kesadaran serta pengetahuan mengenai hal tersebut.

Harapan untuk segera tercipta kondisi yang lebih baik bagi orang banyak pasca pandemi menjadi semangat saya bersama 250 orang mantan relawan anggota Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nasional membentuk “Komunitas Indonesia Lawan Libas Covid-19” atau disingkat dengan “KILLCOVID-19”. Komunitas KILLCOVID-19 dideklarasikan pada tanggal 1 September 2020. Komunitas kami beranggotakan lebih dari 20 ribu orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Program-program utama yang dilakukan diantaranya ialah program Little Circle untuk memagari keluarga dan lingkungan terdekat dari Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat; program Pekan Lawan Covid-19, yakni kegiatan sosialisasi melalui kampanye di media sosial; program Home Hospital untuk mengembangkan pusat informasi guna membantu masyarakat mengetahui rumah sakit rujukan dan lokasi isolasi mandiri terdekat; program Humas yakni kerja sama bilateral dengan berbagai pihak seperti pemerintah, puskesmas, hingga farmasi; serta program Penggalangan Dana untuk pengadaan ragam alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, hingga obat-obatan kepada masyarakat secara gratis. KILLCOVID-19 juga berkolaborasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya dalam melakukan berbagai program untuk mencegah penularan virus Covid-19.

Sebagai Ketua Umum KILLCOVID-19, saya mengapresiasi dan menyambut gembira penerbitan buku “The Survivors & The Supporters” ini. Mengapa? Karena materi yang terkandung dalam buku ini dapat berkontribusi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bagaimana menjaga diri mereka dari penularan infeksi virus Covid-19. Hal ini sejalan dengan misi yang diemban oleh KILLCOVID-19. Buku ini merangkai berbagai kisah pengalaman para penyintas Covid-19 maupun orang-orang yang mendukung proses penyembuhan dan pemulihan mereka. Semua dinarasikan secara mengalir seolah pembaca mengikuti alur bercerita sebuah cerita pendek. Tidak sekadar cerita yang menjadi wahana belajar berdasarkan pengalaman, namun di dalam setiap cerita mengandung mutiara-mutiara iman yang sangat berharga.

Bagi para penulis kontributor dalam buku ini pulalah saya memberikan rasa hormat saya, karena menemukan sahabat-sahabat seperjuangan lagi untuk bersama-sama melawan virus Covid-19. Mereka menjadikan buku ini sebagai bentuk komitmen mereka sebagai murid-murid Kristus untuk berbagi semangat, membangun harapan, dan mendorong solidaritas di masa pandemi. Buku ini merupakan karya kemanusiaan yang tak ternilai harganya dan semoga bisa menghadirkan Berkat Tuhan kepada mereka yang membutuhkannya.

 

Jakarta, Hari Raya Paskah, 17 April 2022